Kesehatanhaji.com – Pemerintah
berusaha meningkatkan pelayanan penyelenggaraan haji tahun ini. Salah
satu upaya tersebut adalah dengan menambah tatap muka untuk pelatihan
manasik haji dari enam kali menjadi sepuluh kali pada tahun 2016 ini.
Calon Jama’ah haji dihimbau untuk mengikuti manasik tambahan tersebut.
Menurut Dirjen Penyelenggara Haji dan Umroh (PHU) Kemenag Abdul Jamil
menjelaskan bahwa penambahan tatap muka tersebut merupakan usulan dari
Kantor Urusan Agama (KUA) tingkat kecamatan. Pembinaan yang hanya empat
kali di tingkat kecamatan dirasakan kurang, apalagi ada beberapa calon
jama’ah haji yang tidak bisa hadir.
Enam kali tatap muka manasik tahun lalu dibagi menjadi empat kali
ditingkat kecamatan dan dua kali di kabupaten/kota. Tahun ini
direncanakan ditambah jatah tatap muka manasiknya, tujuh kali ditingkat
kecamatan dan tiga kali ditingkat kabupaten/kota. Namun, penambahan ini
masih belum deal, menunggu hasil rapat Panja BPIH Kemenag dan DPR yang
masih berlangsung. Pembahasan ini agaknya tidak mudah, karena dengan
adanya penambahan jatah tatap muka manasik di daerah, maka harus ada
biaya yang harus sudah dibayarkan oleh jama’ah haji. Oleh karena itu,
rencana pelunasan BPIH 2016 ini dimajukan agar tatap-muka bimbingan
manasik bisa dilakukan segera.
Beliau juga menjelaskan bahwa dengan adanya penambahan tatap muka manasik tahun ini,-diharapkan- para jama’ah calon haji akan lebih maksimal melaksanakan ibadah hajinya. Mantan rektor IAIN Walisongo Semarang itu menjelaskan pula tentang tanda-tanda apabila ibadah haji itu sudah baik, yaitu adanya perubahan perilaku sebelum dan sesudah berhaji.
Hal lain yang perlu diperhatikan yaitu pelaksanaan manasik jangan terlalu mepet, jelas seorang pengamat haji dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Dadi Darmadi. Menurut Dadi, ideal pelaksanaan bimbingan manasik adalah empat bulan sebelum keberangkatan, bukan dimampatkan dalam satu bulan sebelum keberangkatan, jelas beliau. Beliau juga berharap saat tatap muka nanti, materi yang diberikan bukan hanya tentang manasik, tetapi juga materi sejarah haji dan materi lintas budaya.
Kalau saya sih, penting kiranya ditambahkan pula materi tentang kesehatan haji, dengan mengundang narasumber dari Petugas Kesehatan Haji yang sudah purnatugas dari daerah asal calon jama’ah haji tersebut. Materi tentang kesehatan sangat penting karena diperkirakan hampir 60% jama’ah haji Indonesia tahun ini memiliki usia tua (lansia) dan saat musim haji tahun ini menepati musim panas di Arab Saudi.
Beliau juga menjelaskan bahwa dengan adanya penambahan tatap muka manasik tahun ini,-diharapkan- para jama’ah calon haji akan lebih maksimal melaksanakan ibadah hajinya. Mantan rektor IAIN Walisongo Semarang itu menjelaskan pula tentang tanda-tanda apabila ibadah haji itu sudah baik, yaitu adanya perubahan perilaku sebelum dan sesudah berhaji.
Hal lain yang perlu diperhatikan yaitu pelaksanaan manasik jangan terlalu mepet, jelas seorang pengamat haji dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Dadi Darmadi. Menurut Dadi, ideal pelaksanaan bimbingan manasik adalah empat bulan sebelum keberangkatan, bukan dimampatkan dalam satu bulan sebelum keberangkatan, jelas beliau. Beliau juga berharap saat tatap muka nanti, materi yang diberikan bukan hanya tentang manasik, tetapi juga materi sejarah haji dan materi lintas budaya.
Kalau saya sih, penting kiranya ditambahkan pula materi tentang kesehatan haji, dengan mengundang narasumber dari Petugas Kesehatan Haji yang sudah purnatugas dari daerah asal calon jama’ah haji tersebut. Materi tentang kesehatan sangat penting karena diperkirakan hampir 60% jama’ah haji Indonesia tahun ini memiliki usia tua (lansia) dan saat musim haji tahun ini menepati musim panas di Arab Saudi.
Beberapa hal baru dalam Haji tahun 2016 ini :
- Masa Pelunasan BPIH 2016 dibuka lebih awal, yaitu bulan Maret 2016
- Sebagian jama’ah akan dilengkapi dengan gelang ber-GPS (Global-Positioning-System)
- Jumlah tatap muka bimbingan manasik ditambah, dari 6x menjadi 10x
- Menag usulkan tidak ada kenaikan BPIH 2016 yaitu USD 2.717.